Para Pemain Merah Putih
Hasil Pencarian Merah Putih Bendera Merah Putih (halaman 21)
Para pemain film Merah Putih Memanggil, Letnan Dua Eko Jati (kiri), Verdy Bhawanta (kedua kiri), Maruli Tampubolon (kedua kanan) dan Sersan Kepala Sepi Ermawan saat berkunjung ke Redaksi Okezone.com, Gedung MNC News Center, Jakarta.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Semenjak kebijakan penarikan pemain keturunan digalakkan di Timnas Indonesia, talenta-talenta lokal negeri ini seolah tersisihkan. Demi peningkatan kualitas permainan Pasukan Merah Putih, pelatih Shin Tae-yong lebih memercayakan skuatnya diisi dengan barisan pemain yang memiliki darah campuran.
Bukan sebuah keputusan yang salah memang, karena tujuan akhir dari pemakaian pemain keturunan ini pun sama dengan pemain asli didikan Liga 1 Indonesia, yakni mengangkat prestasi Pasukan Garuda di pentas persepakbolaan internasional.
Lantas, apakah dengan keputusan ini lalu menjadikan para pemain lokal yang mentas dan menampilkan permainan moncer di Liga 1 Indonesia kehilangan kesempatan untuk membela Timnas Indonesia? Tentu saja tidak! Justru seharusnya, gelaran Liga 1 Indonesia ini dijadikan ajang unjuk gigi bagi para pemain lokal untuk menarik perhatian seorang Shin Tae-yong.
Dengan level persaingan yang relatif cukup berimbang dengan kualitas rata-rata yang dimiliki oleh para pemain Indonesia, mereka yang memiliki kualitas di atas rata-rata tersebut justru memiliki kesempatan besar untuk bisa mempertontonkan kebisaan yang dimiliki.
Seperti halnya pemain muda berbakat seperti Muhammad Ramadhan Sananta dan Arkhan Kaka, mereka justru menemukan wadah yang tepat untuk bisa menunjukkan kualitasnya di lapangan, selagi masih berkompetisi di Liga 1 Indonesia. Dengan statistik yang cukup mentereng di laman Transfermarkt, dua penyerang Indonesia ini bahkan memiliki kans besar untuk kembali dilirik oleh Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia.
Terlebih lagi, dalam waktu dekat, dalam guliran Piala ASEAN 2024 alias Piala AFF, Timnas Indonesia dipastikan tak akan menurunkan skuat utamanya di turnamen. Laman Suara.com (01/08/2024) menginformasikan, pada gelaran turnamen sepak bola dua tahunan untuk kawasan Asia Tenggara tersebut, Timnas Indonesia kemungkinan akan menurunkan para pemain muda dan para pemain yang berkompetisi di Liga 1 Indonesia.
Nama-nama pemain sekelas Jay Idzes, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Justin Hubner dan para pemain abroad laiinya, kemungkinan besar tak akan mengisi daftar skuat di Piala ASEAN nanti, sehingga para pemain yang tampil baik di pentas Liga 1 Indonesia, memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa mengisi line-up Shin Tae-yong di turnamen ini nanti.
Jadi, meskipun berlaga di Liga 1 Indonesia, bukan berarti kesempatan untuk dipanggil Timnas Indonesia menjadi tertutup ya. Terlebih bagi mereka yang memiliki mindset menjadikan kompetisi domestik ini sebagai ajang pembuktian diri terkait kelayakan mereka untuk dipanggil Timnas Indonesia.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Fimela.com, Jakarta Menyambut hari ulang tahung ABRI (Angkatan Bersenjata Indonesia), akan diputar film Merah Putih Memanggil. Film diantaranya dibintangi oleh Prisia Nasution, Maruli Tampubolon, Ariyo Wahab dan Restu Sinaga. Film yang disutradarai Mirwan Suwarso ini naskah cerita atau skenarionya ditulis oleh TB Silalahi.
Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini memang sudah beberapa tahun berkiprah di dunia film melalui TB Silalahi Pictures. Sebelumnya, TB Silalahi Pictures sudah memproduksi Toba Dreams dan I Leave My Heart in Lebanon. Film ini mendapat dukungan dari pihak TNI (Tentara Nasional Indonesia).
“Saya kebetulan berperan sebagai salah satu tentara di film ini. Bisa dibilang sebagian besar pemainnya adalah para tentara. Kita memang mendapat dukungan penuh dari pihak TNI, termasuk soal persenjataan dan peralatan,” terang Maruli Tampubolon saat bertandang ke redaksi Bintang.com, Kamis (21/9/2017).
“Mereka memang serius banget mendukung film ini, makanya kita makin semangat bermain. Pokoknya salut buat pihak TNI,” timpal Ariyo Wahab yang berperan sebagai Diego, pimpinan teroris yang menyandera sebuah kapal milik Indonesia. Penyanderaan kapal yang berisikan sejumlah warga negara Indonesia dan beberapa negara asing oleh para teroris itu membuat pihak TNI melakukan aksi penyelamatan.
Baik Ariyo maupun Maruli sangat terkesan setelah bermain di film Merah Putih Memanggil. Apalagi Maruli berperan sebagai tentara dan sempat menjalani latihan militer yang intensif sebelum menjalani maupun selama proses syuting. Mereka pun mengaku salut dan kagum pada dedikasi TNI selama yang selalu konsisten menjaga keamanan Indonesia.
“Para tentara ini kan selalu siap mati kapan saja. Mereka bisa ditugaskan dimana saja dan kapan saja, sesuai dengan perintah komandan mereka. Mereka bilang mereka bukan orang hebat tapi terlatih,” tutur Maruli.
“Kita bisa hidup aman dan damai di negara kita seperti sekarang ini karena ada tentara kita yaitu TNI yang selalu menjaga keamanan negara,” tandas Ariyo Wahab. Film Merah Putih Memanggil yang dibintangi Ariyo Wahab dan Maruli Tampubolon ini akan dirilis di bioskop mulai 5 Oktober 2017, bertepatan dengan hari ulang tahun TNI.
Cerita Seru Para Pemain Sinetron Bawang Putih Berkulit Merah
Senin, 31 Agustus 2020 - 22:38 WIB
VIVA – Sinetron Bawang Putih Berkulit Merah yang tayang di ANTV menarik banyak perhatian para penonton. Terlebih dengan karakter Anna yang diperankan oleh Faradilla Yoshi.
Dalam sinetron tersebut, Anna harus mengalami insiden yang menyebabkan dirinya bertukar peran dengan Rebbeca. Meski begitu, Faradilla Yoshi mengaku tidak mengalami kesulitan.
"Awal-awal banyak discuss sama Rebbeca gimana sih pembawaannya Rebbeca," kata dia dalam Live Instagram, Senin 31 Agustus 2020.
Bukan hanya itu saja, kehadiran Brian McKenzie yang berperan sebagai Bayu juga menjadi daya tarik. Tapi, Brian mengatakan sempat mengalami kesulitan ketika bergabung dalam sinetron tersebut.
Baca juga: Kenalan Yuk Sama Hessel Steven, Bintang Bawang Putih Berkulit Merah
"Udah pasti (kesulitan) karena kita masuk di pertengahan, gue sebelumnya juga gak pernah nonton sinetron ini jadi buat kenal Anna butuh waktu dua bulan, dan dibantu juga sama pemain dan kru, sekarang udah enggak," jelas dia.
Dalam sesi wawancara itu, keduanya berbagi suka dan duka selama menjalani proses syuting sinetron tersebut. Untuk Brian, scene paling berkesan selama proses syuting adalah adegan di mana Anna menikah dengan Dennis yang dibuat seperti layaknya pernikahan sungguhan.
"Setnya wah banget. Kedua pas puncak ceritanya Bayu lihat Anna, semuanya jadi campur jadi satu setnya megah," kata Bayu.
Tidak hanya Bayu, scene pernikahan antara Anna dan Denis juga menjadi scene paling berkesan bagi Faradilla.
"Berkesan? lumaya banyak, salah satunya adegan nikahan. Itu kayak ada adegan sungkeman sama ibu dan pakde aku rasaya campur aduk, kebawa suasana merinding sedih, bahasa Jawa, meski gak tau,” kata dia.
Tidak hanya itu, Dilla juga menyebut bahwa scene saat dia mengalami kecelakaan pada season 1 juga cukup berkesan baginya.
"Awal kecelakaan tukeran wajah, kita ngerjain tabrakan sampai luka-luka, mobil disangkutin, di dalam mobil ditarik bener-bener spin dari setengah 7 sampai jam 4 pagi. Awalnya takut di-spin, tapi pas take ulang lama-lama asyik, seru," kata dia.
"Setnya wah banget. Kedua pas puncak ceritanya Bayu lihat Anna, semuanya jadi campur jadi satu setnya megah," kata Bayu.