Jalan Malioboro Panjang
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Tindak Pidana Siber Badan Reserse dan Kriminal Polri Brigadir Jenderal Himawan Bayu Aji mengatakan kepolisian kesulitan menindak bandar judi online karena situs dan aplikasi selalu muncul dengan beragam nama. “Setiap kami lacak aset dan muaranya dari IP (internet protocol) tapi selalu ke luar negeri karena servernya di luar negeri,” kata Bayu, Selasa, 14 Juli 2024.
Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menegaskan penolakan seluruh praktik yang berkaitan dengan judi online, termasuk dalam segala jenis layanan keuangan digital. Ketua umum AFTECH, Pandu Sjahrir menyatakan kesepakatannya untuk berkomitmen penuh dalam kolaborasi bersama Kemenkominfo dalam menciptakan ekosistem keuangan yang bersih dari penipuan judi online.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena maraknya judi online di Indonesia dalam kurun beberapa tahun terakhir membuat pemerintah akhirnya turun tangan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemudian membentuk satuan tugas atau Satgas Judi Online sebagai upaya pemberantasan pada Juni lalu. Satgas ini diberi waktu tugas enam bulan. Namun, pemberantasan judi online tampaknya membutuhkan perjalanan panjang.
Adapun Satgas Judi Online bekerja di bawah pengawasan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dalam menjalankan tugas, satgas ini terdiri dari dua divisi. Yaitu bidang pencegahan di bawah wewenang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan bidang penindakan di bawah wewenang Kepolisian Republik Indonesia atau Polri.
Butuh perjalanan panjang lantaran pada praktiknya,m kerja Satgas Judi Online menemui banyak aral. Divisi pencegahan memang menunjukkan hasil positif, di mana sejauh ini mereka dilaporkan berhasil menekan angka akses masyarakat terhadap situs judi online hingga 50 persen. Berdasarkan laporan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) pada periode Juli.
“Sesuai data dari PPATK di 2024 intervensi Satgas telah berhasil menurunkan 50 persen akses masyarakat terhadap judi online,” kata Ketua Harian Bidang Pencegahan Satgas Judi Online, yang juga Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, pada Kamis, 25 Juli 2024.
Namun, kendati berjuta-juta situs-situs judi online berhasil diblokir oleh bidang pencegahan, nyatanya bidang penindakan tak mampu mengungkapkan dan membereskan siapa bandar di balik maraknya bisnis haram ini di Indonesia. Polisi bagai tak berdaya. Ini ibarat membersihkan sampah tetapi membiarkan sumber sampahnya. Alhasil, judi online tetap merajalela.
Koran Tempo edisi Rabu, 17 Juli 2024 melaporkan, kendala mustahil menjaring bandar judi online lantaran bisnis ini dikendalikan dari lain negara. Berdasarkan pelacakan aset, divisi penindakan Satgas Judi Online menemukan bahwa Internet protocol address atau IP situs judi online yang beroperasi di Indonesia, servernya sebagian besar berada dari luar negeri.
“Kami lacak aset dan muaranya dari IP (Internet protocol address), tapi itu selalu ke luar negeri karena servernya di luar negeri,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal atau Bareskrim Kepolisian RI Brigadir Jenderal Himawan Bayu Aji, Selasa, 16 Juli 2024.
Menurut Himawan, Polri tak mungkin bergerak sendiri dalam menindak para bandar, sebab perlu melibatkan beberapa pemangku kepentingan untuk mendapatkan solusi terbaik. Paling tidak, kata dia, untuk menangkap seseorang yang berada di luar negeri, Polri mesti bekerja sama dengan kepolisian di negara tempat pelaku bersembunyi. Upaya diplomasi antar- pemerintah juga diperlukan, apalagi regulasi judi yang berbeda.
“Servernya ada di sana, IP-nya ada di sana, regulasinya berbeda,” ujarnya.
Pakar hukum pidana dari Universitas Jenderal Soedirman, Hibnu Nugroho, berpendapat sama dengan Himawan Bayu Aji. Menurut dia, penindakan bandar judi online tidak bisa dilakukan begitu saja karena setiap negara memiliki aturan berbeda. Di Indonesia judi merupakan perbuatan ilegal sementara di beberapa negara dilegalkan.
“Perbedaan negara menjadi hambatan karena sistem yang dianut,” katanya.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti juga mengatakan perbedaan aturan di tiap negara menjadi kendala utama dalam menindak bandar judi daring. Polri dituntut menjalin kerja sama dengan kepolisian di negara tempat bandar judi berada. Proses ini tentu memakan waktu. Apalagi bandar judi biasanya dilindungi pihak-pihak tertentu.
“Jadi, kerja sama dengan kepolisian di negara tertentu tidak menjamin bandar judi bisa ditindak. Polri dan kepolisian negara sahabat juga punya banyak tantangan,” ujar Poengky.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | M. FAIZ ZAKI | AISYAH AMIRA WAKANG | KORAN TEMPO
ZonaMotor.NET – Terinspirasi dari booming nya sepeda motor custom yang lalu lalang di jalanan dengan basis mesin Honda Megapro, Mas Sayur jadi menerawang jauh ke belakang. Yuuup… tentang perjalanan panjang Honda Megapro di Indonesia.
Ini tulisan yang cukup panjang, ada 3 halaman :
Pada zamannya, Honda Megapro adalah primadona kaum lelaki. Mengendarai motor sport memang ada pride tersendiri waktu itu, karena waktu itu ( sekitar tahun 2000 an ) masih belum ada sepeda motor dengan transmisi otomatis alias skutik yang beredar di tanah air, kalaupun ada hanya beberapa gelintir saja, itupun CBU dan bukan buatan Pabrikan asal Jepang (zaman itu sudah ada beberapa gelintir “sultan” yang memakai Jet Matic Kymco). Jadi populasi sepeda motor pada masa itu hanya didominasi 2 varian, yakni sport dan motor bebek (Cub).
Honda Megapro adalah penerus kejayaan dari Honda GL Pro, yang mana Honda GL Pro sendiri sudah menjadi primadona kaum lelaki saat itu sejak era tahun 80-an.
SEKILAS PERJALANAN HONDA MEGAPRO DI INDONESIA.
Secara singkat, Honda Megapro pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 dengan basis mesin Honda GL Pro Neotech 156 cc yang merupakan mesin Honda GL Pro edisi terakhir, tanpa perubahan di sektor mesin, termasuk minusnya elektrik starter. Baru kemudian pada Honda Megapro generasi ke-2 disematkan fitur elektrik starter pada mesin Kaizen 156 cc nya namun tanpa perubahan desain. Generasi ke-3 Honda Megapro mengalami perubahan desain sangat drastis ramping dan sangat sporty untuk ukuran masa itu, dikenal dengan Megapro Primus karena orang awam lebih kenal kepada Brand Ambassador nya yakni Aktor Primus Yustisio. Generasi ke-4 Honda Megapro berubah total baik desain maupun mesinnya, ini karena Honda Megapro generasi ke-4 atau lebih dikenal dengan Honda New Megapro ini merupakan pelokalan produk Honda dari India, yakni Honda Unicorn Dazler. Generasi ke-5 Honda Megapro adalah Megapro FI. Dengan mempertahankan mesin sebelumnya namun dengan pengaplikasian sistem pengkabutan injeksi khas Honda yakni Honda PGM FI, Honda Megapro FI tampil percaya diri dengan tetap mempetahankan desain generasi sebelumnya hanya dengan sedikit perubahan di area shroud tangki bahan bakar. Dan inilah generasi terakhir Honda Megapro. Karena pada pertengahan Februari 2019, tiba-tiba saja Honda Megapro FI menghilang dari list produk di website resmi Astra Honda Motor.
Mari kita coba ingat kembali satu persatu, Honda Megapro dari masa ke masa.
BACA DI HALAMAN SELANJUTNYA >>>>>
Honda Megapro Generasi Pertama. (1999 – 2001).
Ada yang menyebutnya Honda Megapro Hiu , entah darimana asal kata Hiu itu 😀 , yang jelas generasi pertama Honda Megapro diproduksi pada tahun 1999 dan merupakan regenerasi dari Honda GL Pro, terbukti dari mesin yang dipakai adalah sama persis dengan Honda GL Pro edisi terakhir, yakni mesin Neotech 156 cc non elektrik starter.
Spesifikasi nya adalah sebagai berikut :
4-stroke, OHC Cylinder: 1 Kapasitas mesin: 156,7 cc Bore x stroke: 63,5 x 49,7 mm Rasio kompresi: 9,0: 1 Max power: 13,3 hp @ 8500 rpm Max torque: 1,3 kgf.m @ 6500 rpm Pendingin: udara Fuel system: Silinder ventury karbu 24 Pengapian: CDI-DC, battery Battery/accu: 12v-4Ah Busi: ND X 24 EP-U9 / NGK DP8EA-9 Transmisi: 5-speed (1-N-2-3-4-5) Kopling: manual, tipe basah, double clutch Starter: kick
Dimensi: Panjang x lebar x tinggi: 2034 x 754 x 1062 mm Jarak sumbu roda: 1281 mm Tinggi jok: 772 mm Jarak ke tanah: 149 mm Cam chain: silent chain (rantai) Kapasitas olie mesin: 0,9 liter Kapasitas tangki: 8.0 liter Konsumsi bbm: 51,4 km per liter @ 50 km/jam Berat: 106 kg Rangka: diamond steel Suspensi: – depan: teleskopik – belakang: swing arm, double shockbreaker Ban: – depan: 2,75-18 – 42P – belakang: 3,00-18 – 47P Rem: – depan: cakram dengan double piston – belakang: drum (tromol)
Honda Megapro Generasi ke -2 ( 2001 – 2002 -2005).
Seperti uraian di halaman pertama, Honda Megapro generasi ke-2 adalah penyempurnaan Honda Megapro generasi pertama dengan penambahan fitur elektrik starter pada mesinnya. Hal ini disesuaikan dengan permintaan pasar tentunya yang menginginkan kemudahan dalam menghidupkan mesin GL Pro yang terkenal bandel, susah dihidupkan dalam kondisi mesin dingin. Sementara untuk desain bodi dan spesifikasi mesinnya tak ada perbedaan, hanya gonta-ganti striping saja sebagai pemanis dan strategi marketing Honda yang sudah melegenda sejak zaman dulu hingga kini 😀. Honda Megapro generasi ke-2 ini bertahan hingga tahun 2005.
Honda Megapro Generasi ke- 3 : Megapro Advance / Megapro Primus ( 2006 – 2009 ).
Honda Megapro generasi ke – 3 yaitu Megapro Advance inilah yang paling Sporty desain nya. Dikenal juga dengan nama Megapro Primus karena Brand Ambassador nya adalah aktor Primus Yustisio yang pada masa itu sedang naik daun. Tampilan desain Honda Megapro generasi ke-3 paling ganteng di kelasnya pada masa itu, dimana untuk kelas 150 cc 4 tak Honda masih bermain sendirian tanpa lawan ( Yamaha Vixion yang akhirnya menjadi pesaing serius lahir setahun kemudian /2007), sehingga Megapro Primus benar-benar menjadi idola konsumen sepeda motor di Indonesia dari kalangan anak muda sampai bapak-bapak. Honda Megapro Primus masih mempertahankan mesin generasi sebelumnya dengan spesifikasi yang tidak berubah pula.
Berikut spesifikasi lengkapnya Mesin: 4-stroke, SOHC, 1 silinder Diameter x langkah: 63.5 x 49.5 mm Kapasitas mesin (volume langkah): 156.7cc (160) Perbandingan kompresi: 9.0 : 1 Pendingin: udara Max. power: 13.3 ps @ 8500 rpm Max. torsi: 1.3 kgf.m @ 6000 rpm Transmisi: 5-speed (1-N-2-3-4-5) Kopling: manual, tipe basah dan plat majemuk Battery/ accu: 12V – 5 Ah Pengapian: DC – CDI, Battery Starter: electric dan kick Busi: ND X 24 EP – U9/MGK DP8 EA-9 Tangki bbm: 13,2 liter Berat: – 126 kg, tipe SW – 127 kg, tipe CW Dimensi: Panjang x lebar x tinggi: 2034 x 754 x 1065 mm Jarak sumbu roda: 1281 mm Jarak ke tanah: 149 mm Tinggi jok: 774 mm Rangka: pola berlian (diamod style) Suspensi: – depan: teleskopik – belakang: swing arm, double shockbreaker Ban: – depan: 2.75 – 18 42P – belakang: 3.00 – 18 47P Rem: – depan: cakram hidrolik dengan piston ganda – belakang: tromol
Honda New Megapro (2010 – 2013).
Pada generasi ke-4 Honda Megapro benar – benar berubah total baik desain bodi maupun mesinnya.
Ini dikarenakan Honda New Megapro adalah wujud lokal dari Honda Unicorn Dazler dari India.
Secara fisik, tampilan New Megapro memang “India banget” , walaupun tak dipungkiri aura kekar dan berotot tetap tampak pada New Megapro.
Mesin New Megapro mempunyai kubikasi 150 cc yang tepatnya adalah 159,2 cc , sedikit turun dari Mesin GL Pro Neotech yang 160 cc dan sudah terbukti ketangguhannya sejak pertama kali dipakai pada Honda GL Pro Neotech tahun 1995.
Spesifikasi Honda New Megapro :
Mesin: 4-stroke, SOHC Kapasitas (volume langkah): 149,2cc (150) Diameter x langkah: 57,3 x 57,8 mm Perbandingan kompresi: 9,5 : 1 Max. power: 13,7 ps @ 8500 rpm Max. torsi: 1,31 kgf.m @ 6500 rpm Pendingin: udara Pengapian: DC – CDI Digital Battery/ accu: MF battery, 12 V – 5 A.h Kopling: manual, multiplate wet clutch Starter: electric dan kick Busi: NGK CPR8EA-9 / NGK CPR9EA-9 Kapasitas olie mesin: 1 liter Tangki bbm: 12,2 liter Berat: – 136 kg (tipe Spoke) – 134 kg (tipe CW) Transmisi: 5-speed (1-N-2-3-4-5) Dimensi: Panjang x lebar x tinggi: 2.050 x 757 x 1.075 mm Jarak sumbu roda: 1.313 mm Jarak ke tanah: 152 mm Rangka: Rangka: pola berlian (diamond steel) Suspensi: – depan: teleskopik – belakang: tunggal (monoshock) dapat disetel keras dan lembut Ban: – depan: 80/100 – 17 M/C 46P (tipe CW tubeless & tipe Spoke tube) – belakang: 100/90 – 17 M/C 55P (tipe CW tubeless & tipe Spoke tube) Rem: – depan: cakram hidrolik dengan piston ganda – belakang: – tromol (tipe SW) – cakram hidrolik dengan piston tunggal (tipe CW).
Honda Megapro FI (2014 – Februari 2019).
Generasi ke-5 Honda Megapro adalah Megapro dengan sistem pengkabutan bahan bakar injeksi khas Honda yakni Honda PGM FI dengan similar dengan New Megapro , desain bodi hanya mengalami perubahan pada area Shroud tangki bahan bakar, selebihnya sama dengan New Megapro.
Rupanya, generasi ke-5 Honda Megapro yang sudah mengadopsi PGM FI ini merupakan generasi terakhir Honda Megapro series.
Spesifikasi Honda Megapro FI :
Kapasitas mesin: 149,5 cc (150) Bore x stroke: 57,3 x 57,84 mm Rasio kompresi: 9,5 : 1 Max power: 9,8 kw (13,3 ps) @ 8500 rpm Max torque: 12,3 nm (1,25 kgf.m) @ 6500 rpm Sistem bahan bakar: Fuel Injection (FI) Kopling: manual, multiplate, wet clutch with coil spring Transmisi: 5-speed (1-N-2-3-4-5) Starter: electric dan kick Perlistrikan: Battery (accu): 12v-3,5Ah Busi: NGK CPR9EA-9 Pengapian: Full Transisterized Dimensi: Panjang x lebar x tinggi: 2052 x 742 x 1079 mm Jarak sumbu roda: 1316 mm Jarak ke tanah: 156 mm Olie mesin: 1,0 liter (penggantian periodik) Tangki bbm: 12,3 liter Berat: 135,5 kg Rangka: diamond Suspensi: – depan: telescopic – belakang: swingarm, monoshock Ban: – depan: 80/100-17 M/C 46P – belakang: 100/90-17 M/C 55P Rem: – depan: disc (cakram) hidraulik, double piston – belakang: disc (cakram) hidraulik, single piston.
BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB MEREDUPNYA PAMOR MEGAPRO HINGGA AKHIRNYA MATI MENGENASKAN.
BACA DI HALAMAN SELANJUTNYA >>>>>
Memainkan batu gaple terasa seperti cinta. Juga seperti musik. Ia memiliki kekuatan untuk membuat orang bahagia.
ITULAH yang dirasakan para pencinta gaple yang rela menghabiskan waktu berjam-jam bersama kolega untuk menuntaskan kebahagiannya di atas meja sederhana. Gaple permainan murah. Bisa dimainkan oleh empat orang secara berpasangan. Bisa dimainkan di teras rumah, pos jaga atau warung kopi. Inilah olah raga rakyat penggemarnya kini mulai merambah ke berbagai usia, dewasa, orang tua dan remaja. Laki dan perempuan.
Sebagai olahraga yang mengandalkan ketahanan mental dan otak, gaple hari-hari ini terus menjadi magnet bagi penggemarnya. Nyaris saban pekan selalu ada kejuaraan berhadiah jutaan, yang membuat warung kopi sebagai venue utama tak lagi semata sebagai tempat santai menyeruput kopi. Jubelan orang memenuhi warung kopi menyaksikan para pemain beradu taktik. Gaple memang tidak serumit bidak catur. Tapi permainan gaple tetap saja membutuhkan konsentrasi tinggi dan menguras pikiran.
Di balik canda ria para pemainnya, di teras-teras rumah, di warung-warung kopi, pencinta gaple kini sedang menata dirinya secara serius. Tak hanya meningkatkan skill dan taktik permainan. Tapi juga regulasi tentang aturan pertandingan, attitude pemain di meja pertandingan dan hal-hal kecil yang mengarah ke profesionalitas. Permainan gaple melalui lembaga PORDI akronim dari Persatuan Olahraga Domino Indonesia – tengah berusaha mensejajarkan diri dengan cabang olahraga lainnya yang menginduk ke KONI.
Usaha kearah itu tampak dalam berbagai turnamen yang digelar secara maraton. Medio Juli, Agustus dan September, turnamen domino sebutan lain gaple, berlangsung gencar. Dengan antusiasme pemain yang tak pernah surut. Dengan venue seadanya, berdempetan di meja pertandingan. Dengan aturan turnamen yang kian ketat – selaras dengan aturan yang diterbitkan PORDI Pusat. Turnamen tetap tak pernah sepi pemain. Hadiah turnamen yang tak seberapa sepertinya bukan masalah bagi pencinta olah raga ini.
Atlet Domino memang bejibun. Turnamennya selalu ramai. Kini, kerjaan pengurus PORDI berikutnya adalah mengubah perspektif pemain domino dari mental permainan tingkat pos ronda ke permainan yang elegan dan terhormat sehingga wajar menyandang atribusi atlet. Pengurus PORDI ingin predikat atlet tak sekadar disandang tanpa makna. Di atas itu, para atlet harus mampu mengejawantahkan nilai dan semangat atlet dalam setiap turnamen. Dan itu terasa, dari beberapa turnamen yang terpantau. Panitia selalu menerapkan aturan ketat bagi atlet yang bertanding.
Ikhtiar mewujudkan paradigma atlet professional pada setiap pemain domino terlihat sungguh sunguh dilakukan. Untuk yang satu ini, perlu menyebut figur-figur pemain domino kawakan seperti Syahril dan Harun SH serta beberapa pengurus PORDI lainnya. Syahril misalnya. Terdaftar sebagai atlet di Gardu Bumi Nyiur (GBN) – ia melakukan roadshow ke Gardu AY – TIM di Jalan Ahmad Yani, Gardu Pinbuk Merdeka dan Gardu Tanah Runtuh, sekadar menyosialisasikan aturan teknis permainan domino. ‘’Anda jangan main-main. Anda bukan pemain di Pos Ronda. Anda adalah atlet, semangat atlet harus dijunjung tinggi dalam setiap permainan,’’ katanya pada Sabtu 13 Agustus 2022 lalu. Tiga jam lebih Syahril menggelar athlete brief di tiga Gardu berbeda itu yang berlangsung hingga pukul 01. 45 dinihari itu. Selain Syahril, figur lain yang pantas dicatat adalah Harun. Sosok pengacara sukses ini, mengampu lima gardu berbeda.
Harun mengaku, antusiasmenya itu semata, ingin lebih menaikkan pamor olahraga domino dari kegiatan sebagai ‘’membunuh waktu’’ di pos ronda menjadi olahraga berkelas sejajar dengan cabang olahraga lain yang sudah established (mapan). Di whatsapp grup PORDI yang diampunya, Harun selalu mengirimkan aturan-aturan teknis permainan domino termasuk memompa semangat anggotanya untuk tidak meninggalkan arena pertandingan tanpa alasan yang tidak signifikan agar tidak mendapat pinalti walkover atau WO. Itu dilakukannya setiap saat. Pagi, siang, tengah malam hingga subuh hari.
Komitmennya membesarkan olahraga ini, terlihat dengan kesibukannya mengurus pendaftaran para atlet untuk menambah jam tanding. Bahkan sering pula, ia merogoh koceknya membayar pendaftaran para atlet di sejumlah gardu yang didirikannya.
Di ajang selekda yang berakhir 22 Agustus lalu, atlet asuhannya dari Gardu Prodeo menyabet juara III dan berhak mewakili Pordi Palu ke ajang seleksi tingkat Provinisi Sulteng. Senyum semringah memancar dari wajahnya yang tampak lelah mendampingi para atletnya sejak pagi.
SELEKDA AJANG SELEKSI ATLET MENUJU KEJURNAS
Pengurus PORDI Kota Palu, dibawa kepemimpinan Alimudin Alibau, bertekad membawa atlet Pordi Kota Palu ke ajang Kejurnas September tahun di Jakarta. Namun sebelumnya, atletnya harus berjibaku di ajang seleksi tingkat Provinsi Sulteng, pada September ini. Pordi Kota Palu dengan atlet yang banyak serta turnamen yang dinamis – berharap mendapat kuota terbesar sebanyak 10 pasang. Para semifinalis dan finalis otomatis maju ke ajang Selekda tingkat Provinsi Sulteng. Sisanya dua pasang, akan dipilih panitia dari babak 16 besar untuk menggenapi 10 wakil Kota Palu di ajang tersebut. Namun harapan itu, masih tergantung perkembangan selanjutnya.
Kini, ajang selekda telah berakhir. Selebrasi para pemenang sudah selesai. Para atlet sudah mengendurkan syaraf-syaraf setelah memeras energi dan otak dalam kejuaraan yang digeber sejak pagi hingga malam.
Pengalaman menggelar kejuaraan domino resmi selevel Selekda baru kali ini digelar. Persiapan teknis dan non teknis sudah di-set up sebaik-baiknya oleh panitia. Namun demikian kejuaraan selama 4 hari (diantarai seminggu) itu tetap meninggalkan cerita yang layak menjadi evaluasi bersama. Salah satu yang paling lantang menyorot kinerja panitia adalah Ridwan Machmud – Ketua Gardu Silae. Ada beberapa hal yang dikritiknya. Salah satunya adalah update dua pertandingan di pekan pertama (Sabtu 13- 14 Agustus) yang lambat disampaikan panitia ke peserta. Ia tidak bermaksud mencurigai panitia. Tapi keterlambatan sampai sehari lebih akan menimbulkan persepsi liar dari peserta termasuk dirinya. ‘’Jangan nanti panitia dianggap lama input data untuk menghindarkan sesama panitia yang juga pemain tidak saling ‘’bentrok’’ di babak knock out),’’ kritiknya. Urusan input data katanya bukan soalan sulit jika dilakukan dengan serius. Ia lalu menunjukkan data-data yang ditengarai bisa dimainkan. Pengurus Pordi Kota Palu, Djaury O Sakkung pun menimpali. Ia minta panitia memerhatikan masukan para Ketua Gardu untuk menjaga kredibilitas ajang selekda. ‘’Tolong panitia ini perhatikan,’’ tulis Dede, panggilan akrabnya sambil me-mention salah satu panitia.
Keterlambatan pengumuman hasil pertandingan, juga disebabkan para pemain yang menulis hasil pertandingan di kertas skor dengan angka yang tidak jelas. Terhadap hal-hal ini, panitia masih harus melakukan klarifikasi kepada atlet yang bersangkutan. Atau ada peserta yang tidak menulis identitas seperti tercantum dalam KTP. Namun hanya menulis nama panggilan. Panitia kesulitan mengidentifikasi nama-nama tersebut, karena tak semua wajah atlet dikenal oleh para panitia. ‘’Hal-hal ini akan menjadi perhatian kedepannya,’’ tulis Dede lagi.
Tak hanya urusan keterlambatan input hasil pertandingan yang disoal. Ridwan menyoroti venue yang tidak refresentatif untuk kejuaraan selevel Selekda. Domino katanya adalah olahraga otak dan tenaga. Tapi jika atlet ‘’ditumpuk’’ di tempat yang berhimpitan peserta lomba merasa kesulitan. ‘’Atlet tidak bisa konsentrasi,’’ katanya.
Terakhir yang disorot adalah, keterlibatan panitia sebagai pemain. Menurut dia, tugas rangkap sebagai pemain dan panitia rawan terjadi conflict of interest. ‘’Sudah dia yang input data dia pula yang mengisi bagan pertandingan, dia pula menjadi pemain,’’ katanya. Ia belum sampai pada tahap menyoal akreditasi wasit yang bertugas. Ia gembira karena panitia mendengar masukannya. Pada pekan kedua, panitia sudah menggunakan bagan yang dibuatnya, yang memudahkan pemain memantau lawan-lawan secara mudah. Termasuk memudahkan cara melihat peluang kemenangan berdasarkan poin memasukan dan kemasukan.
Namun secara umum ia menilai, kejuaraan Selekda berjalan lancar – walau masih banyak yang harus diperbaiki, agar domino sejajar dengan cabang olahraga lain – baik dari sisi prestasi maupun kredibilitasnya.
Suara minor muncul juga dari kalangan atlet. Atlet yang meminta namanya tidak ditulis, mengaku ada indikasi pengaturan skor. Misalnya, ada pasangan yang diminta mengalah dan cukup mendapat poin dalam jumlah tertentu. Dengan demikian pada perhitungan selisih poin – pasangan itu tetap lolos. Atau, boleh menang asalkan, lawannya harus mendapat poin dalam jumlah tertentu pula – sehingga pada perhitungan sisa poin mereka bisa lolos. Padahal kata dia, sportifitas adalah keniscayaan dalam olahraga. Namun karena pertimbangan pertemanan ‘’Hukum Besi’’ dalam olahraga itu menjadi terabaikan.
Menurut pria paruh baya ini, kepercayaan pada sebuah turnamen terletak pada sejauhmana aturan dan sportifitas dijalankan di atas lanskap pertandingan. Fenomena sepakbola gajah yang terjadi di dunia sepakbola menurut dia jangan sampai menjalar ke meja domino. Apa lagi kejuaraannya saja masih sedang mencari bentuknya. ‘’Diawal-awal begini jangan dulu ada permainan yang mencederai sportifitas,’’ katanya.
Keresahan ini dijawab lantang oleh Ketua Panitia Selekda Kristi Arya Pratama. Dihubungi, Kamis 25 Agustus 2022, pegawai di Kementerian Pendidikan Provinsi Sulteng ini bilang, sebagai panitia ia berusaha menghadirkan ajang selekda yang kompetitif namun tak kehilangan nilai silaturahmi – sebagai napas utama olahraga domino yang berbasis komunitas itu. Soal venue, Kristi mengatakan, penyelenggaraan kejuaraan selevel selekda memang layaknya di tempat yang refresentatif. Namun dukungan dana amat minim. Panitia harus mencari dana talangan demi kejuaraan yang baru pertama digelar di Palu itu. Bantuan dari Pemerintah Kota Palu, sebesar Rp10 juta dipersembahkan untuk pemenang 16 orang (8 pasang), untuk cetak merchandise dan lain-lain. Dirinya dan Djaury O Sakkung serta Alimudin Alibau harus merogoh kocek sendiri demi suksesnya kejuaraan selama 4 hari tersebut.
Kristi juga merespons sorotan soal panitia merangkap pemain. Idealnya kata dia, hal itu tak perlu terjadi di ajang sekelas seleksi atlet daerah. Setidaknya untuk menjamin kredibilitas kejuaraan. Untuk pertanyaan ini, pria ramah ini punya jawabannya. ‘’Saya juga menyadari itu,’’ katanya denga nada tinggi.
Ketika selekda hendak digelar, mereka meminta pendapat ke Ketua PORDI Kota Palu. Padahal jika diberi pilihan, ia dan teman-temannya sesama panitia memilih mundur dari kepanitiaan dan beralih menjadi peserta. ‘’Siapa sih atlet yang tidak ingin mewakili daerahnya ke ajang Kejurnas,’’ tanyanya.
Sempat ada diskusi kritis di antara pengurus Pordi soal keterlibatan panitia rangkap pemain. Menurut Riski, keputusan untuk memainkan panitia sekaligus menjadi atlet diputuskan bersama antarpengurus Pordi Kota Palu dan Dewan Wasit. Pada saat yang bersamaan, Kristi menjamin dirinya akan bersikap professional, saat menjalankan dua tugas berbeda itu. ‘’Saat di atas meja pertandingan atribusi panitia dilepas. Dan saya bertanding layaknya seorang atlet,’’ tangkisnya. Ketidakcukupan dana membuat panitia harus mengambil tugas rangkap.
Sorotan berikutnya adalah dugaan pengaturan skor. Panitia katanya tidak mentolelir praktek yang melukai keluhuran olahraga apa pun bentuknya. Jika ada indikasi itu, maka itu terjadi di atas meja antarsesama atlet. Ia sendiri bahkan dilobi atlet tertentu. Ia pernah mendiskualifikasi atlet yang sehari sebelumnya mereka kalahkan. Namun pemain itu muncul lagi di babak gugur. ‘’Saya langsung diskualifikasi,’’ tegasnya.
SUKSES DENGAN BANYAK CATATAN
Ketua PORDI Kota Palu, Alimudin Ali Bau, mengaku kejuaraan bertitel Selekda Atlet Domino Kota Palu, dengan hadiah total Rp10 juta itu berjalan baik. Ia pun mengapresiasi kinerja panitia yang sudah lintang pukang – memastikan kejuaraan ini berjalan lancar. Walau ia mengaku, masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Anak buah Yahya Muhaimin ini mengaku mendengar semua kritik dan masukan dari siapa pun untuk perbaikan kedepannya. Para atlet yang meraih podium I hingga harapan I, akan mewakili Kota Palu, pada seleksi tingkat Provinsi. Kelak pemenangnya akan menjadi wakil Sulteng di ajang Kejurnas II Domino di Jakarta pada September tahun ini. ‘’Para juara yang punya kans mewakili Kota Palu, saya minta jaga stamina dan kesehatan untuk seleksi tingkat provinsi,’’ pesan anggota DPRD Kota Palu ini.
Fakta lain yang menggembirakan adalah kejuaran selekda tidak bias gender. Tidak ada kesan maskulinitas pada olahraga ini. Setidaknya, enam peserta perempuan ikut dalam seleksi ini. Mereka menjadi petarung hebat walau hanya lolos di babak 32 besar. Namun Jihan Bahasuan yang berpasangan dengan Akbar dari Gardu Otista menjadi juara 3 dalam kejuaraan ini. Jihan pun dipastikan menjadi atlet yang ikut seleksi tingkat provinsi.
BERJUANG MENDAPAT PENGAKUAN
Sebagai Ketua Pordi Kota Palu, Alimudin ingin domino masuk dalam wadah KONI sebagai induk olah raga nasional. Pordi Pusat katanya sedang berusaha menuju kesana. Salah satunya adalah harus menyelenggarakan setidaknya 4 kali kejuaraan tingkat nasional dan diikuti cabang-cabang dari seluruh Indonesia. Pordi sendiri baru melaksanakan satu kali kejurnas di Makassar tahun lalu. Sedangkan Kejurnas berikutnya di Jakarta adalah kali kedua.
Harapan yang sama juga juga menyembul dari hati masyarakat umum. Aris Munandar (42) penggemar akut olah raga ini, mengaku senang jika domino bisa tercatat di KONI. ‘’Bagus itu, biar kita yang main di pos jaga disebut juga atlet,’’ katanya terkekeh.
Pembina Pordi Kota Palu, Djaury O Sakkung pun bilang, harapan agar domino bisa masuk sebagai konstituen KONI tergantung dari penggemar dan atlet domino itu sendiri. Misalnya, setiap pada kejuaraan para atlet harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, penyelenggara kejuaraan harus kredibel serta turnamen yang berjalan konsisten. Ia mengambil contoh olahraga bridge, yang kini sudah dimainkan hingga di olimpiade musim dingin. Bridge adalah salah satu cabang olahraga bermain kartu yang membutuhkan kejelian dalam melihat peluang maupun penyusunan strategi yang bisa mengasah otak para pemainnya.
Agus Himawan pemerhati olahraga di Palu bilang, jika sekadar masuk dalam KONI dengan syarat harus menggelar minimal 4 kali kejurnas adalah hal mudah. Para pegiat olahraga ini pasti mampu memenuhinya. Sulteng dan Kota Palu khususnya, pencinta olahraga ini bertebaran di banyak tempat. Setidaknya dari olahraga ini bisa mengerek nama daerah dalam perolehan medali emas di setiap even sekelas PON.
Domino adalah olahraga rakyat yang dimainkan di komunitas untuk sejenak melupakan kepenatan hidup akibat sosial politik yang salah urus. Kini, ia tak sekadar olahraga untuk ‘’membunuh waktu’’ menanti saat tidur malam. Domino melalui para pegiatnya terus menata diri, membenahi sistemnya dan membentuk karakter atletnya, sebuah jalan panjang untuk mengklaim satu slot di induk olahraga nasional bernama KONI. ***
Penulis : Amanda Foto-foto :Amanda