28 Salah Satu Unsur Yang Terdapat Dalam Teks Editorial Adalah

28 Salah Satu Unsur Yang Terdapat Dalam Teks Editorial Adalah

Teks Editorial berjudul Mentradisikan Kembali Teks Cetak

Mentradisikan Kembali Teks Cetak

Menulis atau mengetik menggunakan gawai elektronik lebih praktis, tetapi menulis menggunakan tangan lebih banyak manfaatnya dan penting bagi perkembangan kognitif anak.

Namun, pembelajaran digital jamak dilakukan di banyak negara, terutama yang maju. Pandemi Covid-19 mempercepat proses ini. Teknologi digital menawarkan sejumlah kemudahan dalam pembelajaran untuk siswa: mempermudah akses pendidikan, mempermudah mengakses informasi, hingga memunculkan metode pembelajaran baru.

Dalam perkembangannya, disadari penggunaan teknologi digital ternyata juga berdampak negatif terhadap pembelajaran siswa. Sejumlah negara maju di Eropa menyadari hal ini dan memutuskan menghentikan pemakaian gawai elektronik di dalam pembelajaran untuk siswa usia enam tahun ke bawah, seperti dilakukan Swedia (Kompas, 12/9/2023).

Pembelajaran berbasis rujukan ke buku dan teks cetak pun diperkuat, terutama untuk siswa dini bersekolah. Siswa juga dibiasakan kembali menulis menggunakan tangan, tidak lagi menggunakan gawai elektronik. Menulis atau mengetik menggunakan gawai elektronik lebih praktis, tetapi menulis menggunakan tangan lebih banyak manfaatnya dan penting bagi perkembangan kognitif anak.

Menulis memakai tangan membutuhkan banyak keterampilan. Ada sejumlah proses yang harus dilalui, mulai dari belajar bisa menulis, yang berarti juga belajar membaca, hingga tulisan itu bisa dibaca orang lain. Proses ini merangsang perkembangan otak anak, dan tak bisa digantikan oleh teknologi secanggih apa pun. Disrupsi digital dalam proses ini bisa berdampak negatif terhadap kemampuan literasi anak.

Kemerosotan nilai literasi generasi muda di tengah laju perubahan digital tak hanya terjadi di Swedia, yang mendapati kemampuan literasi kaum mudanya, terutama generasi Z, tak secakap generasi sebelumnya. Di Indonesia, meski belum ada penelitian serupa, sejumlah guru mendapati kebiasaan anak- anak menulis memakai tangan tergerus karena terbiasa mengetik di gawai elektronik (Kompas.id, 30/5/2023).

Sejumlah kajian psikologi perkembangan anak juga mengungkap dampak buruk penggunaan gawai bagi tumbuh kembang anak. Keputusan Kementerian Pendidikan Swedia menghentikan pemakaian gawai, dalam pelajaran untuk siswa usia enam tahun ke bawah mulai tahun ajaran 2023/2024, adalah langkah tepat dan progresif dalam konteks pembangunan sumber daya manusia. Membaca buku dan teks cetak, serta menulis memakai tangan, merupakan literasi dasar yang mutlak dikuasai siswa untuk mengembangkan kemampuan lainnya, termasuk untuk masuk ke dalam era digital.

Langkah Pemerintah Swedia dalam menjaga dan meningkatkan kemampuan literasi masyarakatnya patut menjadi contoh bagi negara lain. Semua negara pasti sudah menyadari, kemampuan literasi adalah kunci untuk membentuk generasi unggul, tetapi yang terpenting meningkatkan kemampuan itu melalui langkah nyata, terutama di era teknologi digital ini.

(Sumber: Republika, 13 September 2023. https://www.kompas.id/baca/opini/2023/09/12/mentradisikan-kembali-teks-cetak).

Contoh Teks Editorial tentang Kunjungan Paus Fransiskus

Refleksi Kunjungan Paus Fransiskus

Sebelum kedatangan Paus Fransiskus ke Jakarta, dalam rapat lintas kementerian dan lembaga di Hotel Borobudur untuk menyambut kedatangan pemimpin Gereja Katolik Roma itu disebutkan bahwa Vatikan meminta Toyota Innova dan menolak Mercedes yang disediakan pemerintah Indonesia. Sopir Paus akan dilatih oleh Paspampres selama satu pekan untuk membiasakan mengemudikan Toyota Innova, dan sekaligus mengenal jalan-jalan di Jakarta.

Ini memang bukan hal luar biasa, karena setelah ditahbiskan menjadi pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus menolak memakai mobil dinas jenis BMW dan Mercedes yang digunakan pendahulunya. Ia justru memilih menggunakan mobil bekas jenis Renault keluaran tahun 1984.

Kardinal Bergoglio yang berasal dari Argentina itu kemudian memilih Fransiskus sebagai nama regnalnya. Nama kepausan itu diambil dari Fransiskus dari Asisi. Santo Fransiskus adalah salah satu tokoh yang paling dihormati dalam Katolik karena kerendahan hatinya serta semangat pengabdian kepada kaum papa.

Selama berabad-abad, Paus hanya membasuh kaki pria sebelum Jumat Agung. Namun, Paus mendobrak tradisi itu. Ia membasuh dan mencium kaki salah satu narapidana perempuan di penjara di Casal del Marmo, Roma, Italia, Kamis, 28 Maret 2013 silam. Tahanan itu seorang muslim Serbia yang tengah menjalani proses hukuman di Italia.

Paus Fransiskus kembali membuat pernyataan yang kontroversial bagi umat Katolik. Dalam wawancara dengan harian terbitan Italia, La Repubblica, 9 Oktober 2013, Paus asal Argentina itu meyakini akan adanya Tuhan, tapi bukan Tuhan Katolik. “Tuhan bukan Katolik. Tuhan adalah universal, dan kita adalah umat Katolik karena cara kita memuja Dia,” ujar Paus. Barangkali ini seperti Konsili Vatikan II Tahun 1965 yang membongkar prinsip Extra Ecclesiam Nulla Salus–Tidak ada keselamatan di luar Gereja.

Ia aktif dalam mempromosikan dialog antaragama, mengunjungi tempat-tempat suci dan berdialog dengan pemimpin agama lain. Paus merasa marah dan muak terhadap pembakaran Al-Qur’an di Swedia. Ia mengutuk dan menolak mengizinkan tindakan tersebut sebagai bentuk kebebasan berbicara. Bahkan Paus Fransiskus bertemu dengan keluarga-keluarga Palestina pada Rabu, 22 November 2023, di kediamannya di Vatikan, dan dia menggambarkan situasi di Gaza sebagai tindakan genosida.

Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus mengatakan bahwa menjadi homoseksual bukanlah kejahatan. Ia menyerukan untuk diakhirinya undang-undang yang melarang homoseksualitas. Ia mengundang sekelompok perempuan transgender, banyak di antaranya pekerja seks atau migran dari Amerika Latin, pada jamuan makan siang di Vatikan untuk memperingati ‘Hari Orang Miskin Sedunia’ pada November 2023 lalu. Meski demikian, Paus mengatakan bahwa homoseksual adalah dosa. Namun, ketika Paus harus memberi pernyataan terkait pilihan seks tertentu, “Ketika seorang gay mencari Tuhan, siapakah saya berani menghakimi?”

Paus Fransiskus pernah ditanya anak kecil bernama Emanuelle: Ayahnya atheis meninggal dunia. Tapi sebelumnya dia menyuruh anak-anaknya dibaptis. Apakah ayahnya akan masuk surga? Jawaban Paus ini sangat menyentuh hati. “Its God who decides. Apakah Tuhan akan meninggalkan lelaki yang baik itu? Tuhan tentu akan senang dengan tindakan ayahmu. Berdoalah untuk ayahmu.”

Kardinal Justinus Darmoyuwono dalam wawancara dengan majalah Tempo mengatakan orang atheis bisa masuk surga jika dia berbuat baik. Apakah kita mesti terkurung dalam pagar agama untuk semangat kemanusiaan? Apakah kardinal ini juga mempertanyakan mengapa diciptakan manusia berbeda etnis, golongan, dan juga agama kalau pada akhirnya juga menuju sebuah jalan yang sama kepada-Nya?

Saya percaya Paus adalah orang baik. Ketika ia melewati seorang suster yang menunggu di pinggir jalan, yang menyambut kedatangannya pada Rabu (3/9), Paus membuka jendela dan melambaikan tangannya dengan senyum tulus. Suster itu menangis terharu seolah tak percaya.

Tiba-tiba saya teringat catatan harian Ahmad Wahib di bulan September 1969 tentang persahabatan dengan teman-teman asramanya yang beragama Katolik. Ia memang tinggal di Asrama Katolik Realino di Yogyakarta. Dia bisa bergaul akrab dengan pastor-pastor. Ahmad Wahib juga tak ragu memboncengkan seorang suster ke gerejanya. Pemuda kelahiran Sampang, Madura, ini seperti menggugat, “Haruskah aku memusuhi mereka yang bukan Islam dan sampai hatikah Tuhan memasukkan mereka ke dalam api neraka?”

Ini penggalan dari catatan harian yang menggetarkan dari seorang pluralis. Tentu Paus Fransiskus akan menganggap Ahmad Wahib masuk surga juga. Saya mengutipnya karena catatan harian saat itu berisi pergulatan pemikirannya tentang pluralisme dan masih relevan ketika persoalan keragaman masih menjadi isu bangsa ini. Mempersaingkan religi, memaksakan kesamaan, keinginan untuk menjadi dominan dan menarik garis mungkin menjadi suplemen kebencian.

Selamat datang, Bapa Suci, di Bumi Pancasila.

Sumber: mediaindonesia.com. 5 September 2024. https://mediaindonesia.com/opini/698406/refleksi-kunjungan-paus-fransiskus

Teks Editorial berjudul Kaum Muda Dikepung Pinjol

Kaum Muda Dikepung Pinjol

DAMPAK buruk pinjaman online (pinjol) bagi masyarakat sepertinya sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan. Situasi ini tidak hanya menimpa masyarakat kelas pekerja, tetapi juga kaum muda yang mayoritas belum mempunyai pekerjaan yang mapan.

Berdasarkan riset yang dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), utang yang dimiliki generasi muda Indonesia melalui mekanisme pinjol ternyata lebih besar jika dibandingkan rata-rata penghasilan yang mereka terima. Riset tersebut mengungkapkan, dengan pendapatan rata-rata pemuda di Indonesia dengan rentang umur 18 sampai 34 tahun hanya Rp2 juta per bulan, utang mereka di pinjaman online yang mencapai Rp2,3 juta sampai Rp2,5 juta.

Maraknya fenomena ‘besar pasak daripada tiang’ ini tidak terlepas dari skema yang dipromosikan para penjual layanan pinjol ini. Umumnya pinjaman ini menjanjikan akses yang begitu mudah dan cepat untuk mendapatkan dana tunai tanpa persyaratan yang sulit kepada calon penggunanya.

Dengan situasi tersebut, ditambahnya pola hidup yang cenderung konsumtif, fenomena pinjol di kalangan anak muda ini seperti menemukan tempat berkembang biak. Sayangnya, kaum muda yang belum mempunyai penghasilan tetap ini seringkali tidak lancar dalam melakukan pembayaran kembali. Konsekuensinya, riset Indef juga mengungkapkan bahwa saat ini muncul tren peningkatan pinjaman perseorangan yang macet dan jumlah outstanding-nya di kalangan anak muda.

Fenomena mecetnya pembayaran produk pinjaman pinjol atau buy now pay later (BNPL) atau pay later di kalangan muda ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia.

Banyak kalangan menyebutkan, terlilitnya kaum muda dan juga tentunya kelas pekerja dengan utang yang ditawarkan melalui platform pinjol ini tidak terlepas dari ketidaktahuan mereka. Walaupun merupakan hal yang lumrah dan sah-sah saja untuk dilakukan, publik harus sadar bahwa pinjaman merupakan sesuatu yang harus dibayar. Artinya, setiap peminjam harus tahu akan kemampuan dalam membayar.

Banyak kaum muda, bahkan dari kalangan intelektual pun, seringkali kurang sadar mengenai hal ini. Mereka baru sadar bahayanya pinjol ketika terlilit utang begitu dalam di luar kemampuan bayarnya.

Publik tentu masih ingat ketika ratusan mahasiswa di salah satu kampus ternama di Bogor terjebak utang di 4 platform pinjol. Walaupun sebagian terjadi akibat penipuan, kasus itu cukup mengejutkan karena menimpa kaum muda yang tingkat intelektualnya relatif tinggi.

Celakanya, menurut Indef, merebaknya pinjol di kalangan anak muda memiliki relevansi dengan maraknya judi online. Data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan adanya transaksi mencurigakan yang terkait dengan perjudian sebesar 11,84% dari total 94.000 laporan pada 2022.

Angka ini mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan tahun 2020 yang hanya sebesar 1,6% dari 68.000 laporan. Artinya, dari tahun 2020 hingga 2022, laporan terkait perjudian meningkat sekitar 10 kali lipat.

Hubungan antara judi online dan pinjaman online, kata Indef, sangat erat, terutama jika melihat nominal transaksi judi online yang mencapai Rp69,6 triliun dari 69,9 juta transaksi yang dianalisis oleh PPATK pada 2022. Sementara itu, pertumbuhan pinjol hingga Desember 2022 mencapai 71% dan 18% pada Juli 2023.

Selain itu, bukti lain yang mendukung temuan ini ialah adanya tren pencarian yang hampir serupa di mesin pencari Google, yaitu pencarian terkait situs Zeus Slot dengan pinjaman online. Dari tahun 2021 hingga akhir 2022, terdapat peningkatan pencarian kata kunci terkait Zeus Slot dan pinjaman online.

Mengingat situasinya sudah mencemaskan, sebaiknya pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tak henti-hentinya melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat, khususnya anak muda, mengenai baik-buruknya platform pinjol ini.

Apalagi sudah cukup banyak berseliweran platform pinjol ilegal yang bunganya begitu tinggi dan membahayakan. Anak muda harus benar-benar mempertimbangkan risiko sebelum memutuskan untuk menjadi lender di suatu pinjol. Pinjaman bisa menjadi bermanfaat apabila paham kemampuan bayar dan konsekuensinya.

Terkait masifnya judi online, kita patut mengapresiasi Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi yang memerintahkan jajaran kementeriannya untuk menyapu bersih judi online dalam waktu sepekan. Jika target ini meleset, negara benar-benar dalam keadaan darurat judi online. Sedihnya, negara kalah melawan penyelenggara judi onlline.

(Sumber: Media Indonesia, 14 September 2023. https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/3167-kaum-muda-dikepung-pinjol).

Teks editorial berjudul Menghargai Nyawa di Jalan Raya

Menghargai Nyawa di Jalan Raya

Nyawa kembali melayang sia-sia di jalan raya. Kemarin, sebuah truk trailer menyeruduk kerumunan orang di Bekasi, Jawa Barat. Akibatnya, belasan orang tewas, sebagian besar di antaranya murid sekolah dasar yang sedang jajan di pinggir jalan. Polisi menduga truk mengalami rem blong saat melaju di kecepatan 60 km. Insiden semacam ini bukan kali pertama terjadi.

Pertengahan Agustus lalu, sebuah truk yang mengangkut terigu juga menyeruduk sejumlah kendaraan lainnya di Cianjur, Jawa Barat, dan menewaskan 6 orang, termasuk pengemudi truk. Bulan sebelumnya, peristiwa serupa juga terjadi di Cibubur, Jakarta Timur; dan Balikpapan; Kalimantan Timur pada awal tahun.

Dari investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada beberapa kecelakaan truk trailer, sebagian besar diawali dengan ketidakmampuan pengemudi menguasai keadaan. Lembaga itu juga pernah mengusulkan truk trailer mesti dilengkapi perangkat safety brake. Berkaca pada kejadian kemarin di Bekasi, rekomendasi KNKT ini sepertinya belum dijalankan serius oleh pihak terkait, khususnya para pengusaha atau pemilik truk.

Faktor safety atau keamanan sepertinya masih dianggap sepele, bukan perkara utama. Ingat, kelalaian sekecil apa pun dapat berujung fatal. Karena itu pula penindakan pada setiap kelalaian mutlak untuk mencegah kejadian serupa terulang. Harus ada investigasi serius dari pihak terkait.

Meski hanya menyumbang sekitar 12% pada jumlah kasus kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun lalu, mungkin sudah seharusnya ada evaluasi menyeluruh terhadap angkutan berat semacam ini. Apalagi, kejadiannya kerap berulang. Truk yang berbadan besar dapat menjadi mesin pembunuh yang mengerikan jika tidak hati-hati mengoperasikannya.

Untuk ke depan, pengetatan cek kendaraan dan pengemudi angkutan berat mesti dilakukan berkala dan serius, jangan sekadar formalitas. Langkah ini penting untuk memastikan keamanan, baik untuk si pengemudi maupun masyarakat pengguna jalan lainnya. Para pengusaha truk ataupun perusahaan ekspedisi, yang menggunakan kendaraan operasional besar, harus memperhatikan hal kecil semacam ini, termasuk memperhatikan kesehatan dan kondisi pengemudi, baik fisik maupun psikis.

Tugas para pengemudi truk ini tidak ringan, sehingga harus betul-betul diisi oleh orang ahli di bidangnya, bukan sembarangan. Pemberian lisensi khusus kepada para pengemudi kendaraan ini juga tidak boleh dilakukan main-main. Dalam berlalu lintas, faktor kedisiplinan ialah kunci dan itu harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Dari proses perekrutan pengemudi, pemberian surat izin mengemudi, hingga pemeriksaan kondisi kelaikan kendaraan.

Pentingnya keselamatan transportasi juga perlu diimbangi keterlibatan dan partisipasi aktif dari pihak-pihak terkait, baik pengguna jasa maupun pemilik dan operator, serta pemerintah sebagai pengatur sistem transportasi. Semuanya harus mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan.

Kecelakaan di jalan raya bukan semata menghilangkan nyawa, tapi juga merugikan secara ekonomi. Data Kementerian Perhubungan mengungkapkan nilai kerugian materi akibat kecelakaan lalu lintas selama 2020–2021 mencapai Rp246 miliar. Angka ini tentu tidak sedikit, apalagi jika kasusnya terus meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Oleh karena itu, penting untuk menekan laju angka ini. Pekerjaan rumah di sektor transportasi tentu bukan semata pada kondisi fisik kendaraan, melainkan juga pada mentalitas manusianya. Kendaraan, entah itu truk, motor, pesawat, sepeda, hanyalah teknologi yang membantu dalam mobilitas sehari-hari. Kitalah yang mesti bijak serta disiplin merawat dan menggunakannya. Angka kecelakaan lalu lintas yang dirilis setiap tahun, faktor utamanya lantaran kita abai pada hal-hal kecil semacam ini, termasuk dalam mematuhi rambu dan marka jalan.

Baca Juga: Pengertian dan Jenis-jenis Konjungsi Antarkalimat

Contoh Teks Editorial

Agar kamu lebih terlatih dan paham dalam menganalisis teks editorial, yuk baca beberapa contoh teks editorial singkat berikut ini.

Contoh Teks Editorial tentang Kenaikan Harga Gas Elpiji

Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina

Pertamina mengirim kado Tahun Baru 2014 yang pahit kepada masyarakat. Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Akibatnya sampai di tingkat konsumen harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan di lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00–Rp200.000,00.

Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur meminta Wakil Presiden Republik Indonesia menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.

Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencana Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanatkan undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.

Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Malah boleh jadi ada politisi yang mengategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.

Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji? Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.

Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk mensubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Sumber: Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2014

Contoh Teks Editorial tentang Pembalap Formula 1

Rio Ingin Jadi Pembalap Utama

Beredarnya rumor tim balap Formula 1 Manor Racing akan menggunakan tiga pembalap pada musim balap pada tahun ini ditepis manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett. Menurut pria asal Inggris itu, negosiasi dengan Manor hingga saat ini terus berlanjut sampai Manor mengumumkan pembalapnya.

Hunnisett juga menegaskan posisinya bahwa pihaknya hanya ingin Rio menjadi pembalap utama dalam tim asal Inggris itu berpasangan dengan pembalap Jerman, Pascal Wehrlein yang sudah diumumkan sebelumnya sebagai pembalap manor. Menurut Piers, Manor akan segera mengumumkan pembalapnya dalam beberapa hari ke depan.

”Semua kemungkinan dapat terjadi dalam F1. Tahun lalu Roberto Merhi dan Alexander Rossi sempat berganti posisi. Tapi yang kami inginkan adalah bagaimana Rio bisa menjadi pembalap utama. Negosiasi terus berlangsung hingga saat ini,” kata Hunnisett kepada pers di Jakarta (16/2).

Rumor tiga pembalap yang akan digunakan oleh Manor dilontarkan oleh sejumlah media otomotif asing. Seperti dikutip dari grandprix.com, salah satu rumor menyebutkan tiga pembalap yang akan digunakan oleh Manor adalah Wehrlein, Rossi, dan Rio. Wehrlein akan menjadi pembalap utama, sedangkan Rio dan Rossi akan berbagi tempat di sejumlah seri tertentu.

Rio yang ditemui pada kesempatan yang sama mengatakan hanya ingin menjadi pembalap utama. Dengan menjadi pembalap utama, menurut pembalap asal Surakarta, Jawa Tengah itu, dirinya akan bisa mendapatkan pengalaman berharga sebagai pembalap debutan di Formula 1.

”Untuk saat ini saya berusaha keras untuk bisa tampil semusim penuh karena akan sangat memberikan pelajaran sebagai pembalap yang pertama kali berlaga di F1. Satu musim pertama di F1 akan menjadi bagian dari pembelajaran,” ujar Rio yang ingin segera mendengar pengumuman pembalap dari Manor.

Dengan menjadi pembalap utama, Rio tentu memerlukan dukungan dana yang besar. Sejauh ini manajemen Rio, PT Kiky Sport baru membayarkan 3 juta Euro dari total 15 juta Euro yang diminta oleh Manor. Indah Pennywati, Ibunda Rio yang juga perwakilan Kiky Sport pun terus menggalang dana untuk Rio.

Pada Selasa, (16/2), Indah bersama Rio dan Hunnisett menemui pendiri PT Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga S. Uno. Sandiaga mengatakan akan segera mempelajari proposal permohonan dari Rio dan segera berkomunikasi dengan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Roeslan P. Roeslani.

”Ini adalah anak bangsa yang perlu dukungan dari kalangan pengusaha. Saya akan segera memberikan jawaban mengenai proposal yang saya terima. Saat ini, prestasi olahraga kita perlu didorong, karena itu semua pihak harus bergandengan tangan,” kata pria yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI). (OL-1)

Sumber: Ghani Nurcahyadi, Media Indonesia, media indonesia.com, 16 Februari 2016

Baca Juga: Contoh Teks Eksposisi Singkat beserta Strukturnya

Teks editorial berjudul Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Indonesia

Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Indonesia

Sebuah pepatah mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pepatah tersebut memberi makna bahwa kesehatan adalah hal yang utama bagi manusia. Namun nyatanya, masih banyak kebiasaan yang berakibat buruk pada kesehatan, tak hanya pada diri sendiri, namun juga menularkan orang lain, seperti merokok.

Selama lebih dari tiga abad, industri rokok tumbuh dan berkembang di Indonesia, serta bertanggung jawab pada buruknya kesehatan masyarakat. Menurut Kementerian Kesehatan, kerugian total akibat konsumsi rokok selama 2013 mencapai Rp378,75 triliun. Padahal nilai pasar industri saat ini ditaksir berkisar hingga Rp224,2 triliun.

Tak hanya membengkak dari tagihan pengobatan, angka kerugian lainnya juga diderita dari pembelian rokok mencapai Rp138 triliun. Kerugian ini berasal dari hilangnya produktivitas akibat sakit, disabilitas, dan kematian prematur di usia muda sebesar 235,4 triliun dan biaya berobat akibat penyakit-penyakit terkait tembakau sebanyak Rp5,35 triliun.

Tak hanya buruk bagi anak-anak, industri rokok juga semakin berbahaya karena mulai menyasar pada konsumen generasi muda, khususnya kalangan remaja. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10-18 tahun, yakni sebesar 1,9% dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Hal tersebut tentu memprihatinkan. Oleh sebab itu, sudah saatnya kita menyadari hal-hal krusial ini. Kita bisa menolak dan melarang konsumsi rokok sejak di lingkungan keluarga sendiri karena industri rokok juga banyak didukung oleh pihak-pihak yang menerima keuntungan tinggi dari penjualan rokok selama berabad-abad di Indonesia.

Baca Juga: Cara Efektif Membuat Esai

Contoh Teks Editorial tentang Narkoba

Ketegasan memerangi narkoba di negara ini masih belum tampak. Padahal, memerangi narkoba butuh ketegasan dan kepastian hukum. Sebab, narkoba merupakan kejahatan luar biasa yang punya daya rusak.

Narkoba tidak hanya mencengkeram masyarakat, namun juga menjerat sebagian pejabat negara dan penegak hukum.

Tidak sedikit polisi, jaksa, dan hakim yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memerangi narkoba, justru terjebak di dalamnya.

Para penegak hukum terlalu lembek memberantas narkoba. Mereka menjadikan hukum sebagai komoditas dan lahan basah untuk mengeruk keuntungan. Karena keuntungan itu, penegak hukum justru memberikan perlindungan pada pengedar, bandar, dan gembong narkoba, bahkan saat mereka berada di penjara.

Untuk mengeluarkan para penegak hukum dari jerat narkoba, perlu ketegasan dan penanganan khusus. Kita yakin, amat yakin, mereka sebenarnya paham bahwa satu-satunya jawaban untuk meredam sepak terjang para penjahat narkoba hanyalah ketegasan.

Teks Editorial berjudul Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina

Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina

Pertamina mengirim kado Tahun Baru 2014 yang pahit kepada masyarakat. Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Akibatnya sampai di tingkat konsumen harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan di lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00–Rp200.000,00.

Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur meminta Wakil Presiden Republik Indonesia menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.

Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.

Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Malah boleh jadi ada politisi yang mengategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.

Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji? Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.

Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Sumber: Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2014